Makalah Akhlak Tasawuf (Pengertian tasawuf akhlaki,irfani dan Falsafi)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tasawuf merupakan visi langsung terhadap sesuatu,bukan melalui dalil.Orang yang mendapat pengetahuan ini dianggap berada dalam cahaya Allah dijalan yang benar,karena mereka mampu melihat sesuatu langsung dari hakikatnya,itu sebabnya tasawuf sukar untuk diungkap dengan kata-kata yang mudah dipahami masyarakat awam.Ia merupakan puncak pengalaman perjalanan rohani menuju yang mutlak.Apalagi pengalaman tasawuf ini juga merupakan karunia dari Tuhan setelah seseorang menempuh penyucian rohani itu melalui latihan-latihan fisik-psikis yang berat.Akal sama sekali tidak mempunyai peranan disini.Dalam konteks ini tasawuf hanya dikaruniakan Allah kepada para Nabi dan wali,karena merekalah yang telah mencapai puncak tertinggi proses penyucian rohaninya dalam mendekatkan diri kepada Allah.

1.2  Rumusan Masalah
1)     Apa pengertian dari tasawuf akhlaqi,irfani dan falsafi ?
2)     Apa perbedaan tasawuf akhlaqi,irfani dan falsafi ?
3)     Apa persamaan tasawuf akhlaqi,irfani dan falsafi ?

1.3  Tujuan
1)     Agar kita mengetahui pengertian dari tasawuf akhlaqi,irfani dan falsafi.
2)     Agar kita mengetahui Tokoh tokoh yang mengembangkan tasawuf akhlaqi,irfani dan falsafi.
3)     Agar kita mengetahui persamaan dan perbedaan tasawuf akhlaqi,irfani dan falsafi.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertia Tasawuf Akhlaki,Irfani dan Falsafi
A.   Tasawuf Akhlaki
Kata “ Tasawuf ” dalam bahasa arab berarti membersihkan atau saling membersihan.Kemudian ‘’akhlak” juga berasal dari bahasa arab yang artinya perbuatan atau penciptaan.Konsep ajaran akhlak menurut Islam adalah menuju perbuatan amal shaleh.Jika kata Tasawuf dan akhlak disatukan,maka akan menjadi sebuah frase,yaitu tasawuf akhlaki yang bermakna membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku.
Tasawuf Akhlaki adalah tasawuf yang berorientasi pada perbaikan akhlak,mencari hakikat kebenaran yang mewujudkan manusia yang dapat ma’rifah kepada Allah, dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan. Tasawuf Akhlaki, biasa disebut juga dengan istilah tasawuf sunni,yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tasawuf Akhlaki ini dikembangkan oleh ‘ulama salaf as-Salih.Ajaran yang terdapat dalam tasawuf ini antara lain :
ü  Takhalli,yaitu penyucian diri dari sifat tercela.
ü  Tahalli,yaitu menghiasi dan membiasakan diri dengan sikap perbuatan terpuji.
ü  Tajalli,yaitu tersingkapnya Nur Ilahi (cahaya Tuhan) seiring dengan sirnanya sifat-sifat kemanusiaan pada diri manusia setelah tahapan takhalli dan tahalli.
Dalam diri manusia ada potensi untuk menjadi baik dan potensi untuk menjadi buruk. Potensi untuk menjadi baik adalah al-‘Aql dan al-Qalb. Sementara potensi untuk menjadi buruk adalah an-Nafs (nafsu) yang dibantu oleh syaithan.
Sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an, surat as-Syams : 7-8 sebagai berikut :
<§øÿtRur $tBur $yg1§qy ÇÐÈ   $ygyJolù;r'sù $yduqègéú $yg1uqø)s?ur ÇÑÈ  
Artinya:“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”.
Tokoh sufi yang mengembangkan taswuf akhlaki antara lain :
1)     Hasan al-Basri (21 H – 110 H) ajaran tasawufnya adalah rasa takut dan pengharapan tidak akan dirundung kemuraman karena mengingat Allah SWT.
2)     Al-Muhasibi (165 H – 243 H) ajaran tasawufnya adalah ketakwaan kepada Allah SWT,melaksanakan kewajiban-kewajiban dan meneladani Rasulullah SAW.
3)     Al-Qusyairi (376 H – 465 H)ajaran tasawufnya adalah landasan tauhid yang benar berdasarkan doktrin Ahlus Sunnah.
4)     Al-Ghazali (450 H – 505 H) ajaran tasawufnya berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi Muhammad SAW,serta doktrin Ahlus Sunnah wa Al-Jama’ah (tasawuf suni).

B.   Tasawuf Irfani
Tasawuf ‘Irfani adalah tasawuf yang berusaha menyikap hakikat kebenaran atau ma’rifah diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran tetapi melalui pemberian Tuhan.Ilmu itu diperoleh karena si sufi berupaya melakukan tasfiyat al-Qalb. Dengan hati yang suci seseorang dapat berdialog secara batini dengan Tuhan sehingga pengetahuan atau ma’rifah dimasukkan Allah ke dalam hatinya, hakikat kebenaran tersingkap lewat ilham (intuisi).
Tokoh sufi yang mengembangkan tasawuf ‘irfani antara lain :
1)            Rabi’ah al-Adawiyah (96 – 185 H) ajaran tasawufnya adalah cinta kepada Allah SWT.
2)            Dzu An-Nun Al-Misri (180 H – 246 H) ajaran tasawufnya adalah makrifat kepada Allah dengan jalan makrifat batin.
3)            Abu Yazid al-Bustami (200 H – 261 H) ajaran tasawufnya adalah fana’ dan baqa’.
4)            Abu Manshur Al-Hallaj (224 H-309 H) ajaran tasawufnya adalah al-hulul dan wahdat asy-syuhud.

C.    Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang didasarkan kepada keterpaduan teori-teori tasawuf dan falsafah. Tasawuf falsafi ini tentu saja dikembangkan oleh para sufi yang filosof. Kajian tasawuf ini dilakukan secara mendalam dengan tinjauan filosofis dengan segala aspek yang terkait didalamnya.Dalam tasawuf ini dipadukan visi mistis tasawuf dengan visi rasional tasawuf.
Menurut At-taftazani,tasawuf falsafi mulai muncul dalam khazanah islam sejak abad keenam Hijriah,meskipun para tokohnya baru dikenal seabad kemudian.Sejak saat itu,tasawuf ini terus hidup dan berkembang,terutama dikalangan para sufi yang juga filosof.Adanya pemaduan antara tasawuf dan filsafat dalam ajaran tasawuf ini,dengan sendirinya telah membuat ajaran-ajaran tasawuf ini bercampur dengan sejumlah ajaran filsafat diluar islam,seperti dari Yunani,Persia,India,dan agama Nasrani.Akan tetapi,orisinalitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang,meskipun mempunyai latar belakang kebudayaan dan pengetahuan yang berbeda dan beragam,seiring dengan ekspansi Islam yang telah meluas pada waktu itu.Para tokohnya tetap berusaha menjaga kemandirian ajaran aliran mereka,apabila dikaitkan dengan kedudukannya sebagai Umat Islam.
Tokoh-tokoh penting yang termasuk kelompok sufi falsafi antara lain :
1)     Ibnu’ Arabi (560 H – 638 H) ajaran tasawufnya adalah wahdat al-wujud (kesatuan wujud).
2)     Al-Jili (767 H – 805 H) ajaran tasawufnya adalah paham insan kamil (manusia sempurna).
3)     Ibnu Sab’in (614 - 669 H) ajaran tasawufnya adalah paham kesatuan mutlak (wujud adalah satu alias wujud Allah semata)

2.2  Perbedaan Tasawuf Akhlaqi,Irfani dan Falsafi
1.      Tasawuf Akhlaki
Tasawuf Akhlaki adalah ajaran akhlak dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal.Dengan kata lain tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang berkonsentrasi pada teori-teori prilaku,akhlak atau budi pekerti atau perbaikan akhlak.
2.      Tasawuf Irfani
Tasawuf Irfani adalah tasawuf yang berusaha menyingkap hakikat kebenaran atau ma’rifah diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran tetapi melalui pemberian Tuhan (mauhibah).Ilmu itu diperoleh karena si sufi berupaya melakukan tasfiyat al-Qalb.Dengan hati yang suci seseorang dapat berdialog secara batini dengan Tuhan sehingga pengetahuan atau ma’rifah dimasukkan Allah kedalam hatinya,hakikat kebenaran tersingkap lewat ilham (intuisi).
3.      Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafia dalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan (ma’rifat) dengan pendekatan rasio (filsafat) hingga menuju ketingkat yang lebih tinggi,bukan hanya mengenal Tuhan saja (ma’rifatullah) melainkan yang lebih tinggi dari itu, yaitu wahdatul wujud (kesatuan wujud).
2.3  Persamaan Tasawuf Akhlaqi,Irfani dan Falsafi
1)     Merupakan cabang dari ilmu tasawuf.
2)     Tasawuf diciptakan sebagai media untuk mencapai maqashid al-Syar’I (tujuan-tujuan syara’),karena bertasawuf  pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah.
3)     Sama-sama bertujuan beribadah (pendekatan diri) kepada Allah secara murni.
4)     Ketiga bagian tersebut secara esensial semua bermuara pada penghayatan terhadap ibadah murni (mahdhah) untuk mewujudkan akhlak-alkarimah baik secara maupun sosial.


























BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak.Akhlak erat hubungannya dengan perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya.Jadi tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh,jika pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah SWT dibuktikan dalam kehidupan sosial.Tokoh sufi yang mengembangkan taswuf akhlaki antara lain : Hasan al-Basri (21 H – 110 H),Al-Muhasibi (165 H – 243 H),Al-Qusyairi (376 H – 465 H),Al-Gajali (450 H – 505 H)
Tasawuf irfani tidak hanya membahas soal keikhlasan dalam hubungan antar manusia,tetapi lebih jauh menetapkan bahwa apa yang kita lakukan tidak pernah kita lakukan.Ini tingkatan ikhlas yang paling tinggi.Tokoh sufi yang mengembangkan tasawuf irfani adalah Rabi’ah al-Adawiyah (96 – 185 H),Dzu An-Nun Al-Misri (180 H – 246 H),Abu Manshur Al-Hallaj (224 H-309 H),dan Abu Yazid al-Bustami (200 H – 261 H).
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya.Tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya.Terminologi falsafi berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah memengaruhi para tokohnya.Tokoh sufi yang mengembangkan tasawuf falsafi adalah : Ibnu Arabi,Al-Jili,Ibnu Sab’in,dan Ibnu Masarrah.












DAFTAR PUSTAKA


Anwar,Rosihon,Prof.Dr.M.Ag.2010.Akhlak Tasawuf.Bandung:CV.Pustaka Setia
Prof.Dr.H.M.Amin Syukur,MA.2003.Tasawuf kontekstual solusi Problem Manusia Modern.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.
Drs.M.Afif Anshori,MA.2004.Tasawuf Falsafi  Syaikh Hamzah Fansuri.Yogyakarta:Gelombang Pasang.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Tentang Jual - Beli

Beberapa Hadits tentang Ijarah (Upah)