Hadits - Hadits Tentang Puasa

BAB I
PEMBUKAAN

A.    Latar Belakang
Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, Sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari dengan berdasarkan niat. Puasa merupakan dasar praktis dan teoritis bagi sisi pengendalian diri untuk menjalankan perintah Allah. Allah SWT menetapkan kunci masuk surga terletak dalam masalah mengendalikan diri. Selain mengendalikan diri dari syahwat-syahwat yang diharamkan dan dorongan-dorongan terlarangnya, mengendalikan diri juga untuk menetapi akhlak yang agung dan baik.
Adapun macam-macam puasa ditinjau dari hukumnya, puasa bisa diklasifikasikan menjadi puasa wajib, puasa sunah, puasa haram, dan puasa makruh. Puasa wajib. Untuk melaksanakan puasa baik puasa wajib ataupun sunnah mempunyai syarat -syarat dan juga rukunnnya. Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat islam di dunia. Sebagaimana kita ketahui bahwa puasa yang dihukumi wajib adalah merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan dan apabila puasa wajib ditinggalkan atau tidak dilaksanakan maka akan mendapat dosa.
Diwajibkannya puasa atas umat Islam mempunyai hikmah yang dalam yakni merealisasikan ketaqwaan kepada Allah SWT.  Puasa mempunyai banyak faedah bagi rohani dan jasmani kita. Ibadah puasa juga banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa juga menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan puasa


B.     Rumusan masalah
1.      Asbabul wurud
2.      Sanad
3.      Matan
4.      Kandungan hukum
5.      Kehujjahan hadits


C.     Tujuan
-        Mengetahui asbabul wurud dari hadits
-        Mengetahui jalur periwayatan hadits sampai kepada Rasulullah
-        Mengetahui penjelasan hadits
-        Mengetahui apa yang menyebabkan hadits tersebut berhukum seperti yang dicantumkan
-        Mengetahui apakah hadits tersebut asli atau palsu
























BAB II
PEMBAHASAN

1.      Keutamaan bulan suci ramadhan.

حد يث ابى هريرة ر ضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اذا دخل شهرر رمضان فتّحت ابواب السما ً وغلّقت ابواب جهنّم وسلسلت الشّيا طين. خر جه البخارى فى الصوم باب مايقال رمضان اوشهر رمضان

Artinya:
“Apabila masuk bulan ramadhan, maka pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka jahannam”

Asbabul Wurud:
Bila ramadhan tiba, maka kesempatan yang berharga sekali jika kita menyadari akan arti pentingnya hidup di bulan suci tersebut. Dalam hal ini berarti kesempatan yang luas sekali untuk meraih rahmat, ampunan dari Allah SAW. Ketahuilah dengan tibanya bulan suci ramadhan, maka pintu-pintu langit dibuka dengan lebar, pintu-pintu neraka ditutup, serta setan-setan dibelenggu. Itulah keistimewaan bulan suci ramadhan yang patut kita gunakan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sanad:
Diriwayatkan oleh Al Bukhori yang mentakhrijkan hadits ini dalam kitab puasa bab tentang apakah dinamakan Ramadhan atau bulan Ramadhan

Matan:
Apabila masuk bulan ramadhan, maka pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka jahannam ditutup dan setan-setan  dirantai.

Kandungan hukum: wajib, karena didalam al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa melakukan puasa ramadhan itu hukumnya adalah wajib dan apabila tidak menjalankan puasa maka ada gantinya yaitu membayar fidyah.
Kehujjahan hadist: shahih

2.      Jumlah bulan 29 hari

حد يث امّ سلمة, انّ النبي صلى الله عليه سلم حفل لايدخل على بعض اهله شهرا, فلمّا مضى تسعة وعشرون يوما غدا عليهنّ اوراح فقيل له: يا نبيّ الله :::حلفت ان لاتدخل عليهنّ شهرا. قال :انّ الشهر يكون تسعة وعشرين يوما. خرجه البخارى فى كتاب النكا ح بابهجره نبى صلى الله عليه وسلم نساءه فى غير بيو تهن

Artinya:
“Hadits Ummu Salamah, bahwasannya nabi SAW bersumpah tidak akan masuk kepada sebagian istrinya selama sebulan. Ketika telah lewat 29 hari, beliau masuk kepada mereka di waktu pagi dan sore, kemudian dikatakan kepada beliau: Wahai Nabiyyulloh, engkau telah bersumpah tidak akan masuk kepada mereka selama sebulan. Beliau bersabda: Sesungguhnya bulan itu kadang-kadang 29 hari.”

Asbabul wurud:
Selama sebulan Nabi SAW tidak pernah masuk ke dalam istrinya baik pada waktu pagi maupun sore, dan yang dimaksud bulan tersebut adalah bulan suci ramadhal. Dan Nabi SAW menjelaskan pula, bahwa bulan itu ada yang jumlahnya 29 hari.

Sanad:
Diriwayatkan oleh Al Bukhari yang mentakhrijkan hadits ini dalam kitab nikah bab tentang menjauhinya Nabi SAW terhadap istri-istrinya tidak dirumah mereka.

Matan:
Hadits Ummu Salamah, bahwasannya nabi SAW bersumpah tidak akan masuk kepada sebagian istrinya selama sebulan. Ketika telah lewat 29 hari, beliau masuk kepada mereka di waktu pagi dan sore, kemudian dikatakan kepada beliau: Wahai Nabiyyulloh, engkau telah bersumpah tidak akan masuk kepada mereka selama sebulan. Beliau bersabda: Sesungguhnya bulan itu kadang-kadang 29 hari.


Kandungan Hukum: mengikuti madzab masing-masing, karena ada ada yang mengikuti tata cara penghitungan hisab dan ada yang mengukuti ru’yah

Kehujjahan hadits: shahih

3.      Larangan Berpuasa

عن ا سا مة بن ز يد قا ل: قال ر سول الله صلي ا لله عليه :ا فطر ا لحا جم و المحجو
Artinya:
Diriwatkan dari usamah bin zaid ,dia berkata ,rasullullah SAW besabda : puasa orang yang melakukan  bekam / canthuk (di ambil darah kotornya) dan orang yang di canthuk.” (HR ahmad dan an-nasa’i’)
عن ثو با ن قال: قال رسو ل الله صلي عليه وسلم : أفطر الحا حم والمحجوم.
Artinya:
“ diriwatnyakan dari tsaubah beliau berkata Rasullullah  SAW bersabda :”batal puasa orang yang berbekam dan yang di bekam .”(H.R.Abu Dawud)
Asbabul Wurud :
Diriwayatkan  oleh imam ahmad dan at- turmudzi dari syadad ibnu aus bahwa rasullullah SAW pernah datang kepada seseorang di kota baqi’. Orang tersebut rupa –rupanya sedang ihtijam (canthuk) beliau kemudian menggandeng saya, saat itu kebetulan bertepatan dengan tanggal 18 ramadhan .beliau lalu bersabda;
 ا فطر الحا حم و ا لمحجو م
“ batallah puasa orang yang melakukan canthuk dan yang di canhtuk.”
Sanad:
Diriwayatkan oleh imam al baihaqi dalam kitab syua’bul iman dari jalur ghayyats bin kallub al kfi dan mathraf bin samurah bin jundab ,dari ayahnya .
Di riwayatkan oleh imam ahmad dari ibnu abbas
Matan:
Beliau  Imam al baihaqi berkata : Pada suatu saat Rasulullah SAW lewat didepan tukang canthuk (hujjam). Hal itu terjadi pada bulan ramadhan. Dua orang yang melakukan canthuk rupanya sedang asyik sambil membicarakan kejelekan orang lain (ghibah).
Imam ahmad dari ibnu abbas berkata: “sesungguhnya rasullulloh SAW pernah melakukan canthuk dalam keadaan berpuasa dan ihram ,lalu beliau pingsan. Ibnu abbas kemudian berkata : “oleh karenanya berbekam (canthuk)itu dimakruhkan bagi orang yang berpuasa.”
Kandungan hukum: makruh, apabila menemui hal seperti itu, maka lebih baik tidak dilakukan.
Kehujjahan Hadits:
4.       Berpuasa Karena Melihat  Hilal
صو مو ا لر ؤ ية ا لهلا ل و ا فطر و ا لر ؤ يته فا ء ن غم عليكم  فعد وا ثلا ثين . قلنا : يا ر سو ل ا لله ا و لا نتقدم قبله بيو م ا ؤ بيو مين فغصب و قا ل :"لا"
Artinnya:“berpuasalah kamu sekalian karana melihat hilal dan berbukalah kamu sekalian karena melihat hilal, apabila kamu sekalian tertutup oleh mendung, sehingga kalian tidak dapat melihat hilal, maka hitunglah 30 hari (artinya menggenapkan bulan sya’ban itu sampai 30 hari ).
Asbabul Wurud:
 kami waktu itu bertanya  : apakah tidak sebaiknya kita mendahului puasa sehari atau dua hari sebelumnya ya rasullalloh .mendengar pertanyaan tersebut beliau marah ,dan menjawab : “ tidak “
Sanad:
Diriwayatkan oleh ibnu najjar dalam kitab tariknya dar ibnu abbas.
Matan:
Rasulullah SAW bersabda:  ” berpuasalah kamu sekalian karana melihat hilal dan berbukalah kamu sekalian karena melihat hilal, apabila kamu sekalian tertutup oleh mendung, sehingga kalian tidak dapat melihat hilal, maka hitunglah 30 hari (artinya menggenapkan bulan sya’ban itu sampai 30 hari ). ‘ kami waktu itu bertanya  : apakah tidak sebaiknya kita mendahului puasa sehari atau dua hari sebelumnya ya rasullalloh .mendengar pertanyaan tersebut beliau marah ,dan menjawab : “ tidak.
Kandungan hukum: haram, dikarenakan Rasulullah SAW telah memberi batasan dalam menentukan awal waktu dan akhir waktu ramadhan yaitu melihat hilal
Kehujjahan hadist:  
5.      Berpuasa pada Hari Raya

حد يث عمر بن الخطّا ب رضى الله عنه, قال: هذان يوما ن نهى رسول الله صلى الله وسلم عن صيا مهما, يوم فطر كم منصيامكم, واليوم الاخر تأكلون فيه من نسككم.

Artinya:
Hadits Umar bin Khattab ra, dimana ia berkata: Ini adalah dua hari dimana Rasulullah SAW melarang untuk berpuasa, yaitu hari dimana kamu berbuka dari puasamu dan hari lain dimana pada hari itu, kamu makan hewan kurbanmu.
Asbabul wurud:
Allah melarang kita semua, bila menkalankan puasa pada hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Jadi puasa pada hari raya dua tersebut hukumnya haram
Sanad:
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab ash-Shoumu bab ash-Shaumu yaumal fitri
Matan:
Ini adalah dua hari dimana Rasulullah SAW melarang untuk berpuasa, yaitu hari dimana kamu berbuka dari puasamu dan hari lain dimana pada hari itu, kamu makan hewan kurban
Kandungan hukum: haram, karena kedua hari raya tersebut Allah memerintahkan untuk tidak berpuasa, untuk menukmati hasil kurban.
Kehujjahan hadits: shahih
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Puasa adalah salah satu rukun islam, maka dari itu wajiblah bagi kita untuk melaksanakan puasa dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan dari orang lain. Jika kita berpuasa dengan niat agar mendapat imbalan atau pujian dari orang lain, maka puasa kita tidak ada artinya. Maksudnya ialah kita hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dan tidak mendapat pahala dari apa yang telah kita kerjakan. Puasa ini hukumnya wajib bagi seluruh ummat islam sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”(Q.S Al-Baqarah)

B.     Saran
Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah swt. Allah telah memberikan kita banyak kemudahan(keringanan) untuk mengerjakan ibadah puasa ini, jadi jika kita berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah kami sebutkan diatas, kita sendiri akan merasakan betapa indahnya berpuasa dan betapa banyak faidah dan manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa ini. Maka dari itu saudara-saudari kami sekalian, janganlah sesekali meninggalkan puasa, karena puasa ini mempunyai banyak nilai ibadah. Mulai dari langkah, tidur dan apapun pekerjaan orang yang berpuasa itu adalah ibadah.






Daftar Pustaka

MZ, Labib, Bukhari dan Muslim, Jawa Timur: Yayasan “AMANAH” Tuban, 1997
Munawwar, Said agil husin, Asbabul Wurud,Jakarta :Pustaka Pelajar,  1994
Hamzah, Ibnu, Asbabul Wurud, Jakarta: Kalam Mulia, 2000
Bukhari, Imam, kitab Bukhari, Surabaya: al-Hidayah, 1996
Bulughul Maram,Surabaya: Ponpes Ploso, 2000 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Akhlak Tasawuf (Pengertian tasawuf akhlaki,irfani dan Falsafi)

Beberapa Hadits tentang Ijarah (Upah)